Sabtu, 08 November 2008

Ideologi Pada Selembar Poster Film

Secara denotasi image di atas menampilkan sosok pria, dan wanita berkulit putih, sang pria terlihat dalam posisi duduk dihadapan setumpuk kertas yang berantakan, mengenakan kemeja berwarna biru, tangan kanannya memegang sebuah pena yang berapi, sedangkan tangan kirinya memegang selembar kertas, dengan mimik wajah yang terlihat polos dan ragu-ragu. Sedangkan sang wanita berdiri di belakang sang pria, mengenakan gaun berwarna merah menyala, tangan kanannya dengan kuku berwarna mera, dan memakai cincin berwarna sama sambil memegangi tangan kanan sang pria, dan tangan kirinya memegangi tangan kiri sang pria, ekspresi wajahnya terlihat sangat yakin dan tegas, tetapi senyum kecil bibirnya menjadikan wajahnya terkesan licik. Di pundaknya terlihat menggelantung seekor ular pithon dengan warna kuning kecoklatan dengan posisi kepalanya menghadap tangan kanan sang pria. Latar belakang api terlihat di belakang kedua orang tersebut, dengan "BEDAZZLED" sebagai foreground image tersebut.
Jika dilihat dari sudut pandang pemahaman body language maka image tersebut dapat dipahami sebagai berikut : "Sang pria terlihat sedang dalam keadaan pikiran yang sangat ragu-ragu, dengan ditandai oleh mimik wajah seperti jidat yang berkerut ke atas, alis mata yang terangkat datar, mata yang terbuka agak lebar, dengan tatapanya yang kosong, bibir yang sedikit terbuka. Ekspresi seperti itu pada umumnya menunjukan kekosongan pikiran, dan ketidak mampuan seseorang untuk mengambil keputusan. Sedangkan sang wanita dengan mimik wajah sebagai berikut, alis mata yang sedikit turun, mata yang terlihat menatap lurus tajam kedepan dengan sedikit menyipit, bibir yang tersenyum kecil dengan posisi agak miring ke arah kiri, dan posisi kepalanya yang sedikit sekali menyudut ke arah bawah (menunduk), dapat mengekspresikan ketegasan, sedikit rayuan, sedikit misterius, dan terlihat agak licik akibat dari senyumnya, serta secara keseluruhan kita dapat menangkap tujuan yang bersifat negatif dari sang wanita. hal ini sangat kontras dengan ekspresi sang pria.
Posisi tangan kanan sang wanita yang berada di atas tangan sang pria yang sedang memegangi sebuah pena menggambarkan unsur "pendiktean" yang sangat kental. Terlihat jelas adanya superioritas sang wanita dalam hubungannya terhadap sang pria. Begitu pula dengan posisi tangan kirinya yang sedang memegang tangan kiri sang pria yang sedang memegangi kertas. Jika posisi tangan kanan dan kiri tersebut kita lihat bersamaan dalam satu kesatuan, maka maknanya menjadi sangat jelas terbaca bahwa sang wanita berada dalam posisi yang superior terhadap sang pria, yang dalam hal ini dikatakan sebagai boneka sang wanita, dimana segala perbuatan sang pria sebenarnya adalah hasil pemikiran sang wanita yang berperan sebagai dalang di belakangnya. Kesan tersebut diperkuat dengan adanya aksesoris berupa cincin berwarna merah (cincin merupakan salah satu simbol kekuasaan dalam dunia monarki, ataupun mafia) pada jari tangan kanan sang wanita yang kukunya dicat dengan warna yang sama. Hal tersebut memperkuat penggambaran makna bahwa sang wanita memiliki pemikiran dengan karakter yang kuat (tidak plin-plan dan polos seperti sang pria).
Beralih pada komposisi penempatan kedua objek tersebut, yang menempatkan sang pria dalam posisi duduk di depan sang wanita yang berada dalam posisi berdiri. Walaupun sang pria ditempatkan di depan sang wanita, ini tidak langsung berarti menggambarkan bahwa sang pria adalah superior dibanding sang wanita. Tetapi justru kesan sebaliknya yang terlihat dengan sangat kuat pada image tersebut.
Jika kita memperhatikan posisi (maaf) payudara sang wanita yang tertumpu tepat di atas bahu sang pria, maka hal ini akan memberikan kesan bahwa sang wanita dengan sedikit memanfaatkan tubuhnya maka dia dapat menguasai sang pria dengan mudah. Hal ini seperti sebuah jalan pemikiran yang terbalik, dimana secara visual, image tersebut tidak menggambarkan faham patriarki, tetapi dilain pihak terdapat unsur pemikiran yang dapat mendeskreditkan wanita. Pemikiran tersebut diperkuat lagi dengan adanya penambahan objek berupa seekor ular pithon yang tergantung pada pundak sang wanita, apakah ini berarti bahwa ular tersebut merupakan metafora dari sifat wanita ?
Selama ini kita mengetahui (kesepakatan dalam budaya ajaran theology) bahwa ular merupakan simbol dari sesuatu yang bersifat negatif, dan ular juga merupakan sebuah mitos (dalam timgkat meyakinkan bahwa sebuah konotasi menjadi terkesan seperti sebuah denotasi) yang mengatakan bahwa ular adalah binatang terkutuk sehingga mereka harus berjalan dengan menggunakan perutnya. Jadi penggunaan objek ular dalam image tersebut sepertinya diciptakan dengan tujuan untuk menganalogikan sifat wanita dengan mitos yang terdapat pada binatang ular. Secara kasar image tersebut mengatakan bahwa wanita adalah mahluk yang licik, dan berbahaya, dan merupakan senjata setan untuk menggoda kaum laki-laki anak adam. Dan hal tersebut adalah cara yang sangat kasar dalam mengungkapkan sebuah ideology yang bernama patriarki. Dan hal tersebut kemungkinan tidak bisa diterima dalam beberapa kebudayaan yang tidak menganut faham patriarki.
Jadi sekali lagi bahwa image tersebut sebetulnya ingin menggambarkan tentang betapa mulianya mahluk yang berkelamin pria jika dibandingkan dengan mahluk yang berkelamin wanita. Sangat patriarki dan jelas akan menyinggung kaum wanita. Walaupun ditampilkan dengan cara yang tidak kentara, sangat halus (dengan menggambarkan bahwa pria adalah mahluk yang gampang dipengaruhi), dan menempatkan wanita seakan-akan dalam posisi yang superior terhadap kaum pria. Hal ini sekaligus menggambarkan bahwa dalam beberapa kebudayaan modern, pertentangan antar gender masih berlangsung hingga saat ini.
Image tersebut sebetulnya merupakan sebuah poster film amerika yang berjudul "Bedazzled" yang menceritakan kisah tentang seorang pria baik-baik yang bosan dengan hidupnya yang selalu kalah bersaing, dimana kemudian dia bertemu dengan setan yang menjelma menjadi seorang wanita cantik yang dapat mengabulkan 7 buah permintaan, asalkan sang pria akhirnya setuju untuk menjual jiwanya pada sang setan. Digambarkan betapa liciknya setan wanita tersebut yang mengabulkan berbagai permintaan sang pria, tetapi selalu membuat kecurangan dalam mengabulkan permintaan tersebut.
Seacara keseluruhan image tersebut dapat menggambarkan jalan cerita film tersebut. Penggunaan efek api pada pena yang dipegang tangan kanan sang pria merupakan metafora tentang betapa berbahayanya melakukan perjanjian dengan setan, dimana mereka selalu sigambarka sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang sangat jahat dan licik. Sedangkan efek api yang digunakan sebagai background dari image tersebut sepertinya merupakan penggambaran tentang neraka. Dilain pihak background tersebut dapat menjadi sebuah penegasan pada sosok wanita dan penggambaran maknanya yang menggambarkan bahwa sang wanita merupakan penjelmaan setan dari neraka. Sedangkan penggunaan objek ular berfungsi untuk mengkonotasikan sifat-sifat yang dimiliki "setan" (hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh kebudayaan yang berakar pada ajaran theology).
Jadi kesimpulannya karya visual tersebut pada dasarnya merupakan sebuah kendaraan untuk penyebaran ideology patriarki, yang disampaikan dengan cara yang sangat halus dan tidak terlihat. Karya tersebut secara terselubung menggambarkan betapa licik dan jahatnya mahluk yang bernama wanita, sehingga dalam penyampaiannya dikonotasikan dengan "setan", dan disamakan dengan ular. Sebuah cara penyampaian yang sangat licik, dari penganut patriarki dengan cara membalikan makna sesungguhnya image tersebut dari penampilan visualnya.
Bagi orang yang melihatnya, kemungkinan mereka tidak akan merasa tergnggu dengan image tersebut, tetapi sesungguhnya jika diperhatikan lebih dalam maka siapapun yang tidak mendukung faham patriarki akan merasa tersinggung, terutama dari kaum wanita. Ini merupakan sebuah tesis sederhana yang membuktikan bahwa sebuah image memang dapat berfungsi sebagai kendaraan untuk menyebarkan faham atau ideology tertentu. Karena sadar atau tidak sadar lama kelamaan akan terbentuk sebuah opini dalam bentuk mitos yang menyatakan bahwa kaum wanita sama liciknya dengan ular, dan membawa difat setan yang jauh lebih besar dari kaum pria. Hal ini diperparah oleh kepercayaan dalam kebudayaan theology , yang menceritakan bahwa wanitalah yang menggoda pria hingga akhirnya manusia tergelincir dalam dosa dan dibuang ke muka bumi oleh Tuhan.
"Sebuah mitos yang sangat tidak benar, dan harus dibantah...secara nyokap gua kan juga cewe..."

3 komentar:

  1. Wow, keren.. great info..
    Bener juga ya, sebenarnya bukan baru tau, tapi gak sadar.. berarti tujuan si pembuat nya tercapai ya.. secara halus menyebarkan paham..

    [Angguk.. angguk].. betul sekali..

    Ditunggu postingan berikutnya ya, tak sabar..

    BalasHapus
  2. dude...detail,detail and detail itulah hollywood namun sisi lain dari film ini yang luput dari analisamu adalah sisi ironi dan komedinya. jangan lupa di akhir cerita film ini mengajarkan kita untuk menerima diri kita dari apa yang telah Tuhan anugrahkan kepada kita adanya. bukankah kita selalu berakhir dalam sebuah bencana apabila menginginkan hal diluar jangkauan kita ataupun berlebihan dalam suatu hal?,dan bukankah inti dari poster ini adalah sebuah ilustrasi dan "sihir" agar orang tertarik untuk menontonnya.Walaupun tidak ada argumen tentang sisi mulia dari sosok seorang ibu bukankah memang fitrah seorang lelaki yang terkadang memeang mudah tergelincir oleh keinginan, hasrat dan godaan wanita telah di beritakan sejak nenek-kakek paling moyang kita Adam dan Hawa...lagian kalo mudah tergoda laki-laki gay namanya...hihihi

    BalasHapus
  3. Njiss!! eksis manehlah!! (double thumb)
    coba tambahkan bahsan tipografi dan komunikasinyah yah.. (meh urg tinggal nyokot maksudna hahahaha..)

    BalasHapus