Saya sebagai generasi muda Indonesia, bisa dibilang kurang peduli terhadap kondisi kehidupan berbangsa saat ini.....yah kurang lebih sama aja sama kalian (anak muda yang laen). Bagi saya selama kehidupan saya berjalan normal dan baik-baik saja, maka peduli setan orang laen. Saya bukan penjahat dan saya juga bukan orang baik-baik....hanya seorang anak muda biasa dari Indonesia tercinta. Dan saya ingin mengajak kalian semua berkhayal tentang kondisi Indonesia 50 thn kedepan.
Ada pepatah dari mbah “Gorillaz” yang berbunyi “tomorrow is today”, yang jika kita kaitkan dengan kondisi bangsa ini maka artinya adalah sebagai berikut : Kondisi erekonomian Indonesia yang tidak maju-maju alias selalu maju selangkah dan mundur dua langkah, nilai rupiah yang selalu ditilep dollar, harga BBM yang selalu naik, sembako yang selangit harganya dan kartu kredit yang merajalela, tidak ada lapangan pekerjaan....dari kondisi perekonomian kita yang seperti itu bisa dipastikan bangsa ini akan semakin melarat dari hari kehari, dan kemiskinan akan semakin besar...walaupun kata pemerintah tingkat kemiskinan di Indonesia tiap tahun berkurang prosentasenya (tetap aja tolol ! jika taun sebelumnya kemiskinan adalah 30% dari 200jta penduduk dan taun ini jadi tinggal 27% tapi dari 250 jta penduduk. Hehe tololkan...apanya yang turun ?). kembali ke awal bahasan kita...kondisi ini akan menghasilkan kemiskinan yang maha besar, menghasilkan golongan marginal yang luar biasa jumlahnya.
Kemudian hal tersebut diperparah dengan kondisi pendidikan yang semakin hancur (sebagai cerminan coba liat bangunan sekolah). Dalam kondisi miskin dan bodoh, masyarakat akan banyak yang beralih untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah agama yang bersifat feodal dgn sistem pengajaran yang tradisional....hal tersebut karena sekolah macam ini bisa dijalani tanpa perlu keluar duit, cukup dengan pengabdian pada sang pemilik, atau pimpinan sekolah, maka siswa bisa belajar agama dan sekaligus numpang hidup. Tidak ada yang salah dengan belajar agama, tapi celakanya tidak semua sekolah agama mengajarkan agamanya dengan cara yang benar. Lebih parah lagi karena sebagian besar malah kemungkinan tidak bersekolah sama sekali. Ketiga kondisi tersebut akan menghasilkan generasi dengan kondisi sebagai berikut : “miskin, bodoh, dan fanatic”, atau “miskin, bodoh, tetapi setia”.
Sekarang mari kita lanjutkan berkhayal berdasarkan dua kondisi diatas...
1. Pada kondisi “miskin, bodoh, dan fanatic”, bangsa kita ini lima puluh tahun kedepan diperkirakan akan menjadi pengeksport pejuang agama dan pejuang agama yang nyeleneh (teroris) yang terbesar di dunia.
2. Sedangkan pada kondisi “miskin, bodoh, dan setia”, bangsa kita akan menjadi pengeksport pembantu rumah tangga, pekerja kasar (kuli), dan pekerja sex komersial terbesar di dunia.
Mengapa bisa seperti itu...karena 50 tahun kedepan bangsa kita sudah kehabisan mineral tambang untuk dieksport....dan semua kekayaan alam kita sudah habis tergadai....yang tersisa adalah jumlah penduduk yang banyak, miskin, bodoh, fanatic, dan sebagai bangsa marginal di alam globalisasi yang semakin parah.
Maka saran saya...persiapkan anak cucu kalian untuk hidup seperti itu...atau rubah keadaan dari sekarang...caranya silahkan berkhayal masing-masing...
Ada pepatah dari mbah “Gorillaz” yang berbunyi “tomorrow is today”, yang jika kita kaitkan dengan kondisi bangsa ini maka artinya adalah sebagai berikut : Kondisi erekonomian Indonesia yang tidak maju-maju alias selalu maju selangkah dan mundur dua langkah, nilai rupiah yang selalu ditilep dollar, harga BBM yang selalu naik, sembako yang selangit harganya dan kartu kredit yang merajalela, tidak ada lapangan pekerjaan....dari kondisi perekonomian kita yang seperti itu bisa dipastikan bangsa ini akan semakin melarat dari hari kehari, dan kemiskinan akan semakin besar...walaupun kata pemerintah tingkat kemiskinan di Indonesia tiap tahun berkurang prosentasenya (tetap aja tolol ! jika taun sebelumnya kemiskinan adalah 30% dari 200jta penduduk dan taun ini jadi tinggal 27% tapi dari 250 jta penduduk. Hehe tololkan...apanya yang turun ?). kembali ke awal bahasan kita...kondisi ini akan menghasilkan kemiskinan yang maha besar, menghasilkan golongan marginal yang luar biasa jumlahnya.
Kemudian hal tersebut diperparah dengan kondisi pendidikan yang semakin hancur (sebagai cerminan coba liat bangunan sekolah). Dalam kondisi miskin dan bodoh, masyarakat akan banyak yang beralih untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah agama yang bersifat feodal dgn sistem pengajaran yang tradisional....hal tersebut karena sekolah macam ini bisa dijalani tanpa perlu keluar duit, cukup dengan pengabdian pada sang pemilik, atau pimpinan sekolah, maka siswa bisa belajar agama dan sekaligus numpang hidup. Tidak ada yang salah dengan belajar agama, tapi celakanya tidak semua sekolah agama mengajarkan agamanya dengan cara yang benar. Lebih parah lagi karena sebagian besar malah kemungkinan tidak bersekolah sama sekali. Ketiga kondisi tersebut akan menghasilkan generasi dengan kondisi sebagai berikut : “miskin, bodoh, dan fanatic”, atau “miskin, bodoh, tetapi setia”.
Sekarang mari kita lanjutkan berkhayal berdasarkan dua kondisi diatas...
1. Pada kondisi “miskin, bodoh, dan fanatic”, bangsa kita ini lima puluh tahun kedepan diperkirakan akan menjadi pengeksport pejuang agama dan pejuang agama yang nyeleneh (teroris) yang terbesar di dunia.
2. Sedangkan pada kondisi “miskin, bodoh, dan setia”, bangsa kita akan menjadi pengeksport pembantu rumah tangga, pekerja kasar (kuli), dan pekerja sex komersial terbesar di dunia.
Mengapa bisa seperti itu...karena 50 tahun kedepan bangsa kita sudah kehabisan mineral tambang untuk dieksport....dan semua kekayaan alam kita sudah habis tergadai....yang tersisa adalah jumlah penduduk yang banyak, miskin, bodoh, fanatic, dan sebagai bangsa marginal di alam globalisasi yang semakin parah.
Maka saran saya...persiapkan anak cucu kalian untuk hidup seperti itu...atau rubah keadaan dari sekarang...caranya silahkan berkhayal masing-masing...